RADIO HARUS MEMILIKI "KONSULTAN"
Binis dunia broadcast khusus "RADIO" dari tahun ke tahun menunjukan perkembangan yang cukup signifikan. Cobalah kita kembali ke zaman orde baru yang mana saat itu radio berada di bawah Pak Harmoko (Menteri Penerangan saat itu), berapa banyak stasiun radio yang ada ? Radio apa yang paling anda kenal ? Jawabannya pasti hanya 1 atau 2 radio saja yang kita kenal di daerah masing-masing. Bagaimana dengan sekarang tahun 2008 ? Dan Bagaimana 5 atau 10 tahun kedepan ?
Sampai saat ini jumlah radio mencapai lebih dari 1000, 2000 maybe more, bahkan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) mengatakan banyaknya radio swasta dan komunitas masih menunggu selembar kertas yang dinamakan dengan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP). Belum lagi radio-radio ilegal yang tidak jelas juntrungannya dan dibiarkan oleh mereka (badan yang berwenang).
Namun pernahkah pebisnis radio memikirkan perubahan dan perkembangan bisnis di dunia media khususnya media yang dijadikan sebagai media promosi atau beriklan, seperti radio, koran, tabloid, tivi lokal yang jumlahnya dari tahun ke tahun semakin bertambah, namun sayang pertambahan jumlah media khususnya radio tidak diiringi dengan bertambahnya jumlah pembagian kue iklan untuk radio karena hadirnya televisi lokal. Persaingan bisnis dalam perebutan kue iklan memang sangat ketat, jadi kita sebagai broadcaster sejati marilah kita ucapkan "WELCOME TO THE AIR".
Bagaimana menghadapi persaingan bisnis di dunia broadcast khususnya stasiun radio ? Masing-masing dari kita memiliki konsep dan strategi yang berbeda, tergantung dari potensi wilayah masing-masing dimana radio itu berada, akan tetapi strategi yang diterapkan intinya adalah Kreatif, Dinamis dan Profesionalisme. Seberapa jauh pemahaman kreatif, dinamis dan profesional ? Atau mungkin di anggap bukan sesuatu hal yang aneh dan sudah berjalan sejak bisnis radio dimulai, ada hal yang paling perlu di garis bawahi yakni menjadikan radio sebagai INDUSTRY, seperti apakah konsepnya ?
Pernahkah kita memikirkan perubahan budaya penyiar zaman orde baru dan sekarang (2008) dan 5 tahun kedepan ? Siapkah SDM radio ; marketing, tehnik, IT, event organizer sampai lapisan office boy menghadapi kemajuan teknologi khususnya yang berhubungan dengan teknologi radio ? Seberapa serius kita memperhatikan bahan
Banyak pemegang saham yang sempat dibuat bingung menghadapi perkembangan bisnis radio yang semakin ganas apalagi modal yang pas-pasan, akhirnya selember kertas di jual dengan 1 milyar, 2 milyar bahkan lebih dari 10 milyar. Mereka sudah kehabisan akal dan modal untuk melanjutkan bisnis radionya, yang pada ujungnya menjualnya dengan harapan kaya mendadak dan beralih ke bisnis yang lebih menggiurkan. Bagaimana dengan anda ? Show must go on atau Show must be stopped ? Pikirkan konsep dan strateginya ! Belum lagi saat ini dunia broadcast khususnya (TV dan RADIO) sudah mulai memasuki era digital sehingga akan semakin complicated dalam segala hal baik hal basic maupun pengembangannya.
(Written By Alvin Permadi Hambaly - Research and Development Megaswara Network)
1. Megaswara Bogor
2. Megaswara Serang
3. Megaswara Sukabumi
4. Megaswara Kuningan
5. Megaswara Cianjur
6. Megaswara Yogyakarta
7. Megaswara Indramayu
8. Megaswara TV